• logo nu online
Home Warta Berita Aktual Kabar Nahdliyin Khutbah Badan Otonom Bahtsul Masail Pesantren Ulama NU Opini
Sabtu, 27 April 2024

Badan Otonom

IPNU IPPNU

PAC IPNU-IPPNU Kabat Tetap Gelar Maulid Nabi di Bulan Rabi'ul Akhir

PAC IPNU-IPPNU Kabat Tetap Gelar Maulid Nabi di Bulan Rabi'ul Akhir
PAC IPNU-IPPNU Kabat menggelar maulid Nabi Muhammad Saw di bulan Rabi'ul Akhir. / foto: IPNU-IPPNU Kabat
PAC IPNU-IPPNU Kabat menggelar maulid Nabi Muhammad Saw di bulan Rabi'ul Akhir. / foto: IPNU-IPPNU Kabat

nuob, ​​​​​Kabat

Meski telah memasuki bulan Rabi'ul Akhir, peringatan Maulid Nabi Muhammad saw. masih tetap diselenggarakan di beberapa tempat, salah satunya di desa Labanasem, kecamatan Kabat. Acara yang berlangsung pada Jumat (27/10/2023) ini digelar oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabat atau yang akrab disebut Prabu Tawangalun II.

Bertempat di makam Buyut Guru Labanasem, acara yang cukup sederhana ini mengambil tema "Tiru Rasulullah Saw., Jadilah Pemuda yang Kuat dan Amanah". Ketua PAC IPNU Kabat, Ahmad Ramdani Lubis, menjelaskan bahwa para pemuda memang harus kuat secara fisik maupun mental agar tetap bisa berupaya penuh menjalankan amanah di organisasi dan masyarakat dalam rangka meneladani Rasulullah saw.

"Pemuda itu satu kekuatan di antara dua kelemahan. Kelemahan pertama saat kita masih menjadi anak kecil dan kelemahan kedua saat kita tua nanti. Oleh karena itu, masa muda harus dimaksimalkan untuk hal-hal yang bermanfaat, baik bagi diri sendiri dan masyarakat. Selama kita ikut berkhidmah di bawah naungan NU, itu artinya kita juga sedang ikut mengurus umat Rasulullah saw.," jelas laki-laki yang juga menjabat Ketua Bala Muda Kabat Bersatu itu.

Hadir pada acara tersebut Ketua Tanfidziyah Pimpinan Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Labanasem, Ilman Nafi'a. Dirinya banyak mengingatkan perihal esensi kegiatan maulid nabi. "Perlu kalian pahami, peringatan ini hanya seremonial. Hal yang paling penting adalah mengejawantahkan perintah-petintah Allah dan RasulNya dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.

Lebih lanjut, ia mengutip sebuah hadis yang berisi perintah Rasulullah Saw. kepada kita agar mengajarkan anak-anak sedini mungkin terkait tiga hal, yaitu mencintai Rasulullah saw., mencintai keturunan (adz-dzuriyyah) Rasulullah saw., dan mengajarkan baca Al-Quran.

"Kami hanya bisa mensupport, tetap eksis berorganisasi dengan tidak meninggalkan ibadah-ibadah," pungkasnya.

Sesi inti, mauidzoh hasanah, diisi oleh Fuad Hasyim. Mengutip Kitab Ihya' Ulumuddin, ia menjelaskan bahwa setiap malam dan hari Jumat, orang yang ada di alam Barzakh akan diberi kesempatan untuk melihat kehidupan di dunia. "Buyut Guru sekarang juga sedang melihat kita mengadakan acara ini," begitu kiranya ia menjelaskan pentingnya mendoakan orang yang telah meninggal atau dalam tradisi NU disebut ziarah kubur.

Kemudian, ia menjelaskan tentang keistimewaan Nabi Muhammad saw., salah satunya cahaya wajah beliau. Ia turut menceritakan kisah Sayyidatina Aisyah ra. ketika menemukan jarumnya yang hilang dengan bantuan cahaya nabi.

"Cerita ini menunjukkan bahwa cahaya Nabi Muhammad saw. dapat memberi petunjuk kepada orang lain. Jadi, bayangkan orang yang di Padang Mahsyar nanti jika tidak bisa memandang wajah nabi maka tidak akan menemukan jalan menuju surga (keselamatan)," terang laki-laki yang menjabat Rais Syuriah Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kabat itu.

"Cinta kita kepada nabi haruslah cinta yang benar-benar sejati, tidak berujung: Al-mahabbah laa saahila laha," tandasnya.

Di akhir, tak lupa ia mengingatkan hadirin untuk selalu bershalawat kepada nabi di manapun dan kapanpun. Amal ibadah kecil tapi akan mendapat balasan yang besar di akhirat kelak.(red/Hiz)


Editor:

Badan Otonom Terbaru