Cegah Narasi Radikalisme, RMI Putri Banyuwangi Gelar Pelatihan Medsos
Tegalsari, NUOB - Pimpinan Cabang Rabitah Ma'ahid Islamiyah Putri Banyuwangi menggelar Pelatihan Media Sosial di Pondok Pesantren Muhtar Syafa'at Blokagung, Desa Karangdoro Kecamatan Tegalsari, Jum'at (19/11) pagi.
Hal tersebut merupakan upaya yang dilakukan oleh RMI NU untuk melibatkan Pondok Pesantren sebagai salah satu institusi pendidikan dengan basis kekuatan intelektual dalam upaya pertarungan wacana radikalisme di media sosial.
Dalam kesempatan ini Ny. Hj. Nikmatur Rohmah salah satu pengurus RMI Putri Banyuwangi menyampaikan bahwa sebetulnya warga NU memiliki basis kekuatan besar, terutama di bidang Intelektual agama. Nikmah menegaskan di Banyuwangi memiliki Ratusan Pondok Pesantren dan Puluhan Ribu santri, jika mereka semua bersatu dan terlibat dalam mengisi konten positif di Medsos maka dengan mudah untuk mengalahkan pertarungan Narasi di Medsos.
"Kita punya banyak Pondok, Ratusan Kiai dan Ribuan Santri, kalo kita terlibat semua saya yakkn kita bisa tenggelamkan wacana radikal", ujar Nikmah.
Nikmah juga turut memberikan Motivasi kepada segenap peserta, dirinya optimis jika peluang ini dapat dimanfaatkan oleh Santri si Banyuwangi bukan tidak mungkin akan muncul "Gus Baha" dan "Gus Kautsar Baru" dari Banyuwangi.
Sementara itu Dani Ainurrofiq Wakil Direktur Online Banyuwangi menyampaikan bahwa dirinya bersama Tim Pemateri telah memberikan bekal strategy optimasi pengelolaan Medsos khususnya Pondok Pesantren. Dalam hal ini Dani dan Tim Pemateri yang teridiri dari Syaifudin Mahmud (Ketua LTNU/Pimred Radar Banyuwangi), Dedy Jumhardianto (Wakil Sekretaris PCNU/ Wartawan Raba), Ibnu Tsani Rosyada (Pemred NUOB) dan Awang Nuryadin (Co. sosmed NUOB), tidak hanya memberikan materi pelibatan pesantren dalam pertarungan Narasi akan tetapi mereka juga dibekali dengan pemanfaatan media sosial untuk kepentingan branding pesantren.
"Kita Nggak hanya fokus pada pertarungan Narasi Radikalisme tapi kita juga bekali dengan teknis pengelolaan konten untuk kepentingan branding pesantren", ujar Dani.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi NU Online Banyuwangi Ibnu Tsani Rosyada yang juga hadir sebagai pemateri mengatakan bahwa pasca pelatihan para peserta nantinya juga akan dilibatkan menjadi kontributor Online Banyuwangi, nantinya mereka bisa meliput kegiatan-kegiatan terutama di Pondok Pesantren masing-masing untuk di Publikasikan di NU Online Banyuwangi.
"Tidak banyak pondok yang punya website, nanti akan kita sinergikan dengan NU Online, sehingga nantinya meraka bisa meliput kegiatan masing-masing pondok atau mengirim artikel, opini, untuk di Publish di NU Online Banyuwangi", ujar Ibnu.
Ibnu berharap dengan adanya sinergi semacam ini Nu Online dapat menjadi media bagi segenap pondok pesantren di Banyuwangi untuk turut memproduksi konten positif untuk kepentingan publikasi Narasi kontra Radikalisme, maupun untuk sarana branding dan pengembangan Pondok Pesantren. (*)
