Hadiri Launching Kitab Ta'liqot, Gus Jayli: Sholawat Badar Bentuk Perjuangan dan Sastra NU
NUOB, Banyuwangi
Sabtu (19/11), Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Banyuwangi me-launching Kitab Ta'liqot Sholawat Badar di Pondok Pesantren Robithotul Islam Jenisari, Genteng Banyuwangi.
Launching Kitab Ta'liqot Sholawat Badar ini dihadiri CEO TV 9 Nusantara, Dr. KH. Ahmad Hakim Jayli. Dalam kesempatan tersebut, pria yang kerap disapa Gus Jayli mengatakan, supaya Sholawat Badar ini tidak tergilas oleh waktu maka layak jika dijadikan sebagai api sejarah.
Menurut Gus Jayli, Sholawat Badar tersimpan sejuta makna terutama tentang perjuangan.
"Mujahid versi KH. Ali Manshur adalah orang yang aktif dan bergerak di NU," ujarnya.
Kata dia, Sholawat Badar itu sangat khas dengan NU. Karena, semua hal dikembalikan kepada Allah SWT.
"Mengembalikan segala urusan kepada Allah yang kemudian di pondok pesantren itu sangat ditekankan. Dengan begitu, Sholawat Badar ini sangat NU," terang Gus Jayli.
Lebih lanjut, Wasekjen PWNU Jatim itu mengemukakan, kitab Ta'liqot ini perlu didistribusikan di Pondok Pesantren agar menjadi kajian.
"PCNU Banyuwangi perlu mencetak ulang dan mendistribusikan ke pesantren-pesantren agar menjadi kajian bagi para santri," ujarnya.
Sholawat Badar ini begitu terkenal di penjuru dunia. Menurutnya lagi, Sholawat Badar ini dipopulerkan di luar negeri oleh Hedy Yunus dan Cak Nun.
"Cak Nun itu terkenal salah satunya karena ia membacakan Sholawat Badar," ucap Gus Jayli menukil pendapat Sang Clurit Emas, KH. D Zawawi Imron.
Dengan demikian, kata dia lagi, Sholawat Badar ini bukan hanya milik orang Banyuwangi tetapi milik warga dunia. Maka jelas, kata Gus Jayli, Sholawat ini tidak akan masyhur jika tidak ada apa-apanya.
"Maka saya yakin bahwa Sholawat Badar ini adalah Sholawat yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW dan disaksikan oleh Habib Ali bin Abdurrohman al-Habsy," pungkasnya.
Perlu diketahui, Sholawat Badar ini bukan hanya bion of Sholawat di era milenial. Sholawat Badar adalah bentuk perjuangan dan sastra Nahdlatul Ulama. Tak hanya itu, Sholawat ini juga merupakan aset bangsa.