• logo nu online
Home Warta Berita Aktual Kabar Nahdliyin Khutbah Badan Otonom Bahtsul Masail Pesantren Ulama NU Opini
Jumat, 19 April 2024

Kabar Nahdliyin

Menyambut Ramadhan dengan Riang Gembira

Menyambut Ramadhan dengan Riang Gembira
Ramadhan sudah selayaknya disambut dengan riang gembira. (Foto: NUOB/NU Network)
Ramadhan sudah selayaknya disambut dengan riang gembira. (Foto: NUOB/NU Network)

Ramadhan sebentar lagi. Dan diharapkan dengan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, maka kualitas dan kuantitas ibadah kian meningkat. Sehingga buah ketakwaan akan didapatkan. Oleh karena itu sedah selayaknya kita mempersiapkan diri dengan baik sedari awal. Rasulullah SAW pun mengingatkan dengan haditsnya yang mengajarkan kepada kita untuk mempersiapkan Ramadhan sejak bulan Rajab melalui sebuah doa: 


 اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ  


Artinya: Ya Allah, berkatilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya’ban. Sampaikan kami dengan bulan Ramadhan. 


Dari doa ini kita harusnya menyadari bahwa Ramadhan merupakan waktu yang sangat spesial bagi umat Islam sehingga sudah semestinya dipersiapkan dari jauh hari. 


Layaknya seseorang yang akan menemui hari bahagia pernikahan, pastilah ia akan mempersiapkan jauh-jauh hari dengan sebaik mungkin agar hari istimewanya bisa berlangsung dengan baik. Kebahagiaan pun akan senantiasa mewarnai hari-harinya jelang hari pelaksanaan pernikahannya. Datangnya bulan suci Ramadhan layak mendapat sambutan gembira. Ia adalah momentum spesial yang Allah anugerahkan hanya sebulan selama setahun. Keutamaan-keutamaan yang terkandung di dalamnya pantas kita nanti-nanti.  


Kebahagiaan menyambut bulan suci Ramadhan harus diwujudkan dengan senantiasa meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah semisal dengan melakukan ibadah puasa sunah di bulan Rajab dan Sya’ban. Untuk mengisi asupan rohani, juga bisa menambah ilmu dengan mengaji sehingga memiliki modal untuk mengisi bulan yang penuh berkah ini dengan amal ibadah yang diridhai Allah Subhanahu Wa Taala.  


Hal ini juga dicontohkan Rasulullah Shalllallahu Alaihi Wasallam dengan memberikan arahan dan tuntunan Ramadhan pada sahabat-sahabatnya saat memasuki bulan Ramadhan. Dalam arahan tersebut, Nabi menegaskan bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan yang di dalamnya terdapat suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Nabi juga mengingatkan keistimewaan bulan Ramadhan dengan menyebut bahwa siapa yang mengerjakan suatu kewajiban dalam bulan Ramadhan, maka sama dengan menjalankan tujuh puluh kewajiban di bulan lain.  


Ramadhan juga adalah bulan kesabaran yang harus dilalui dengan ketabahan dan kesabaran sehingga nantinya akan meraih balasan berupa surga. Ramadhan juga merupakan bulan pertolongan, momen rezeki orang-orang mukmin akan ditambah. Siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, maka ia akan diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka. Orang yang memberi buka akan memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut. 


Nabi mengingatkan bahwa awal bulan Ramadhan dipenuhi dengan rahmat, periode pertengahannya dipenuhi dengan ampunan dan maghfirah, dan pada periode terakhirnya merupakan pembebasan manusia dari azab neraka.  


Banyaknya keistimewaan yang hadir pada bulan Ramadhan ini haruslah kita sambut dengan riang gembira. Rasulullah pun bergembira menyambut bulan Ramadhan dengan sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Nasa’i dan Imam Ahmad: 


  أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ  


Artinya: Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah telah mewajibkan padamu berpuasa di bulan itu. Dalam bulan itu dibukalah pintu-pintu langit, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan syaitan-syaitan dibelenggu. Pada bulan itu terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Siapa yang tidak memperoleh kebajikan di malam itu, maka ia tidak memperoleh kebajikan apapun. 


Oleh karena itu marilah mempersiapkan diri dengan baik untuk menyambut kehadiran bulan suci Ramadhan tahun ini dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah. Mari laksanakan ibadah puasa dengan tidak hanya menahan lapar dan dahaga, namun harus dapat menjaga diri dari segala perbuatan tercela. Ibadah puasa harus dijadikan wahana membentuk sikap mental, menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah dan beribadah dengan penuh keikhlasan.  


Perlu disadari bahwa puasa bukan hanya ibadah untuk diri kita sendiri, namun untuk Allah SWT. Dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan Imam al-Bukhari, Allah berfirman: 


  كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ  


Artinya: Allah Azza wa Jalla berfirman: Setiap amal seorang manusia adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasan kepadanya. Puasa itu adalah perisai, karena itu apabila salah seorang di antaramu berpuasa, janganlah mengucapkan perkataan yang buruk dan keji, jangan membangkitkan syahwat dan jangan pula mendatangkan kekacauan. Apabila ia dimaki atau ditantang seseorang, maka katakanlah: Aku sedang berpuasa. 


Semoga Allah memberikan kesehatan dan umur panjang sehingga bisa bertemu dan melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Sekaligus mampu meraih buah ibadah puasa yakni, takwa.


Kabar Nahdliyin Terbaru