Biografi Nabi Muhammad: Perang yang Pernah Diikuti dan Kewafatan Nabi (Bagian IV-Habis)
Nizar Abazhah dalam
bukunya Perang Muhammad, Kisah Perjuangan dan Pertempuran Rasulullah (2011)
menjelaskan, ada tiga alasan mengapa Nabi Muhammad sampai berperang. Pertama,
melayani serangan musuh dan mempertahankan diri seperti yang terjadi dalam
Perang Badar, Uhud, dan Khandaq.
Kedua, memberi pelajaran
terhadap musuh yang mencari gara-gara atau bersekongkol mengganggu kaum
Muslim—meski sudah ada nota perjanjian atau kerja sama—seperti Perang Bani
Quraidhah, Khaibar, Muth’ah, dan lainnya. Ketiga, menggagalkan
rencana musuh yang mengancam kaum Muslim Seperti Perang Tabuk dan sejumlah
ekspedisi datasemen yang dikirim Nabi ke beberapa wilayah untuk mencegah
suku-suku mempersiapkan penyerangan terhadap kaum Muslim di Madinah
Selama kurang lebih sepuluh tahun di Madinah, terjadi peperangan antara
pasukan umat Islam dan musuh-musuhnya sebanyak 64 kali. 'Hanya' 26
peperang yang dipimpin langsung Nabi Muhammad, sementara sisanya dipimpin
pasukan utusan Nabi.
Nabi Muhammad Wafat
Nabi Muhammad mulai merasa sakit ketika sedang di rumah Sayyidah Maimunah pada hari
Rabu, dua malam terakhir dari bulan Shafar. Pada saat itu, Nabi menderita
pening disertai demam. Pada hari-hari terakhir dalam kehidupannya, Nabi
Muhammad juga merasakan sakit yang sangat akibat makanan yang dimakan ketika
berada di Khaibar beberapa tahun sebelumnya. "Sekarang saatnya aku
merasakan terputusnya urat nadiku karena racun tersebut," kata Nabi
Muhammad dalam satu hadits, seperti diriwayatkan Bukhari.
Setelah merasa
tubuhnya semakin berat dan sakitnya semakin parah, Nabi Muhammad meminta izin
kepada istri-istrinya agar beliau dirawat di rumah Sayyidah Aisyah. Semua istri
Nabi mengizinkan. Beliau kemudian masuk ke rumah Aisyah pada hari Senin dan
wafat pada hari Senin berikutnya. Persisnya, ketika waktu Dhuha sedang memanas
pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 11 H (6 Juni 632 M) di Madinah. Pada saat
itu, beliau berusia 63 tahun lebih empat hari.
Beliau dikafani
dengan tiga baju (lapis) berwarna putih, bukan berbentuk gamis (kemeja) atau
imamah (sorban). Al-Abbas adalah orang yang pertama menshalati jenazah Nabi
Muhammad, kemudian diikuti Bani Hasyim, kaum Muhajiri, Anshor, dan umat Islam
secara umum.
Nabi Muhammad
dimakamkan di tempat dicabutnya ruhnya. Al-Abbas, Ali bin Abi Thalib, Al-Fadhl,
kedua putera Al-Abbas: Qatsam dan Syaqran, Usamah bin Zaid, dan Aus bin Huli
adalah orang-orang yang turun ke liang lahat untuk menyambut jenazah Nabi
Muhammad.
"Di atas makam
beliau dibangun tatanan batu bata. Dikatakan tatanan batu bata terdiri dari
sembilan batu bata. Kemudian para sahabat mengurukkan tanah, dan menjadikan
makam beliau dalam bentuk rata, setelah itu diperciki dengan air di
atasnya,," demikian keterangan dalam satu riwayat Al-Hakim Abu Ahmad.
Sumber: https://islam.nu.or.id/post/read/122612/biografi-nabi-muhammad--perang-yang-pernah-diikuti-dan-kewafatan-nabi