• logo nu online
Home Warta Berita Aktual Kabar Nahdliyin Khutbah Badan Otonom Bahtsul Masail Pesantren Ulama NU Opini
Jumat, 26 April 2024

Kabar Nahdliyin

Mengungkap Keutamaan Puasa Ramadhan

Mengungkap Keutamaan Puasa Ramadhan
Puasa di Ramadhan memiliki banyak keutamaan. (Foto: NUOB/NU Network)
Puasa di Ramadhan memiliki banyak keutamaan. (Foto: NUOB/NU Network)

Ramadhan sudah di depan mata. Karenanya, umat Islam disarankan untuk mempersiapkan diri dengan menyambut gembira kedatangan bulan Ramadhan ini. Dan kita bersyukur karena di Tanah Air, tradisi menghormati dan memeriahkan Ramadhan demikian terasa hingga kawasan pelosok.


Sebagai bulan paling mulia, melakukan puasa Ramadhan pada bulan itu memiliki banyak sekali keutamaan. Berikut adalah beberapa di antaranya:   


1. Diangkatnya derajat
Salah satu keutamaan yang diperoleh bagi orang yang melaksanakan puasa Ramadhan adalah derajatnya di sisi Allah SWT akan diangkat. 


Terkait ini, Syekh ‘Izzuddin (w. 1181 M) mengutip salah satu hadits Nabi: 


   إِذَا جَاءَ رَمَضَانَ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنَ


Artinya: Ketika Ramadhan tiba, dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka dan setan pun dibelenggu. (HR Imam Muslim).   


Menurut Syekh ‘Izuddin, maksud dibukanya pintu surga adalah pada bulan Ramadhan ada banyak amal ibadah yang menyebabkan dibukanya pintu surga. Sementara maksud dikuncinya pintu neraka adalah karena pada bulan tersebut sedikit perbuatan maksiat yang menyebabkan dikuncinya pintu neraka. Sedangkan maksud setan dibelenggu karena saat kondisi berpuasa, setan tidak menggoda manusia untuk bermaksiat (‘Izzuddin, Maqâshidush Shaum, halaman: 12).   

2.    Sebagai kontrol syahwat 
Keutamaan lain dari berpuasa adalah mampu mengontrol syahwat. Ketika syahwat berhasil dikontrol, akan terhindar dari godaan setan karena syahwat merupakan pintu masuk utamanya. Jika setan tidak menggoda, akan terhindar hari perbuatan maksiat. 


Rasulullah bersabda: 


   يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ، وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ


Artinya: Wahai para pemuda, barang siapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Sesungguhnya menikah lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih mudah menjaga kemaluan. Barang siapa yang belum mampu menikah, maka berpuasalah. Sesungguhnya puasa itu adalah penekan syahwatnya. (HR Imam Ahmad dan Imam al-Bukhari).   


Menurut Imam al-Ghazali (w. 1111 M), sumber utama perbuatan maksiat adalah hawa nafsu. Sementara ‘bahan bakar’ nafsu itu sendiri adalah makanan. Saat seseorang berpuasa, secara otomatis konsumsi makanan dalam tubuh berkurang. Dengan begitu, ia mampu menundukkan hawa nafsu dan mencegah diri dari perbuatan maksiat. (Al-Ghazali, Ihyâ ‘Ulûmiddîn, juz 3, halaman: 35).   


3. Dilipatgandakan pahala 
Dalam kalkulasi pahala, setiap amal ibadah akan dibalas sebesar 10, kali lipat 700 kali lipat, sampai besaran yang Allah kehendaki. Berbeda dengan puasa. 


Menurut Imam al-Qruthubi (w. 1273 M), demikian besar pahala yang diperoleh orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, sampai-sampai hanya Allah yang tahu besarannya. Hal tersebut sebagaimana disabdakan Rasulullah: 


   كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ   


Artinya: Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), ‘Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. (HR Muslim) (Hasan al-Musysyat, Is’âfu Ahlil Îmân, halaman: 34). 


Bahkan, menurut Syekh Utsman Syakir dalam dengan mengutip Abul Hasan menjelaskan, setiap ibadah akan dibalas surga oleh Allah. Berbeda dengan puasa, pahalanya adalah langsung bersua dengan Allah di akhirat nanti, tanpa ada penghalang (hijâb) apapun. Dalam klasifikasi pahala, level pahala tertinggi adalah berjumpa dengan Allah kelak. (Utsman Syakhir, Durratun Nâshihîn, halaman: 13).


Semoga Ramadhan kali ini umat Islam dapat meraih aneka keutamaan yang terkandung di dalamnya. Amin ya rabbal alamin.


Kabar Nahdliyin Terbaru